Acungkan tangan yang suka makan Jengkol...
Jangan cuma makannya kita mesti tau sejarahnya dan dari pelosok mana saja sih jengkol terbit, mari kita simak Asal Usul Jengkol Jadi Makanan Rakyat Indonesia yang saya kutip dari kumpulansejarah.com semoga bermanfaat.
Asal Usul Jengkol Jadi Makanan Rakyat Indonesia- Siapa sih yang gak kenalJengkol ? Jengkol merupakan sebuah makanan yang cukup populer di Indonesia. Menurut saya sih jengkol itu merupakan makanan yang nikmat untuk disantap dan sangat menggugah selera karena cita rasanya yang unik. Namun buat sebagian orang keberadaan Jengkolmalah didiskriminasikan karena memang baunya yang tidak sedap dan cenderung dianggap makanan pinggiran. Tapi apapun itu, jengkol tetap menjadi makanan yang lezat dan banyak digandrungi orang Indonesia.
Jengkol - pohon kengkol |
Menurut data yang saya dapatkan, ternyata harga Jengkol ini sangat tinggi dipasaran, bahkan melebihi harga daging ayam, telor, dan sembako lain. Waaaaww.. Jadi gak salah Jengkol sangat fenomenal di Indonesia. Nah, yang jadi pembahasan kita kali ini yaitu bagaimana sih asal usul jengkol bisa jadi makanan rakyat ? Sejak kapan jengkol ada di Indonesia ? Buat yang pengen tahu, yuk simak informasi lengkapnya berikut ini.
Jengkol atau Pithecollobium Jiringa atau Pithecollobium Labatum, merupakan jenis tanaman khas wilayah tropis Asia Tenggara. Pohon ini bisa ditemukan di Indonesia, Malaysia, Myanmar dan Thailand. Di negara-negara itu pula biji jengkol diolah menjadi rupa-rupa menu makanan.
Di Indonesia, beberapa daerah memiliki istilah sendiri-sendiri untuk menyebut tanaman ini. Misalnya orang Jawa menggunakan istilah erri, orang Sulawesi menggunakan istilah lubi, orang Minangkabau menggunakan istilah jariang, orang Lampung menggunakan istilah Jaring dan orang Batak menggunakan istilah joring atau jering.
Dalam buku "Sejarah Keraton Yogyakarta" cetakan 2009, penulis Ki Sabdacarakatama mengutip buku babad "Giyanti" tulisan Yosodipuro. Dia menyebut, pohon erring atau jengkol pernah digunakan sebagai patok cikal bakal calon kota Yogyakarta oleh Sultan Hamengku Buwono I, usai perjanjian Giyanti.
Namun demikian, makanan dari biji jengkol atau erring itu kurang popular bagi masyarakat Jawa. Jengkol lebih popular di kalangan masyarakat Betawi, Pasundan dan Sumatra. Bagi orang Sumatera jengkol cenderung dianggap sebagai makanan murahan.
Penyebabnya, biji jengkol bisa menimbulkan bau tak sedap pada napas dan sisa pencernaan. Pemakan jengkol sering menjadi korban ejekan dari sekelilingnya. Tapi uniknya, tetap banyak orang-orang yang makan jengkol.
Di Sumatera, pohon jengkol tumbuh di lereng-lereng pegunungan Bukit Barisan, pekarangan dan ladang-ladang penduduk. Orang Sumatera belum terbiasa membudidayakan tanaman jengkol. Mereka umumnya memperoleh biji-biji jengkol mentah dari tanaman liar di sekitar hutan atau yang tumbuh secara tak sengaja di ladang-ladang.
Begitu juga di Jakarta. Konon orang-orang Betawi banyak yang menanam pohon ini di pekarangan-pekarangan rumah. Misalnya di wilayah Pondok Gede dan Lubang Buaya. Sekarang dua daerah itu terkenal karena semur jengkolnya, yang disebut-sebut sebagai makanan khas orang Betawi.
Selama ini memang tidak ada catatan resmi sejak kapan Jengkol dikenal di tengah penduduk Indonesia ini. Jengkol agaknya sudah ada sepanjang umur peradaban manusia di Nusantara. Seperti dikatakan Sejarawan Jakarta JJ Rizal, jengkol ini bukan hanya dikenal di Jakarta, tapi juga di daerah lain di Indonesia.
"Tidak ada catatan resmi. Tapi jengkol sepertinya identik dengan makanan rakyat miskin, rakyat pinggiran. Makanan ini kan baunya tidak sedap, dianggap makanan sampah. Dulu mungkin orang kota tidak terlalu peduli, tapi sekarang sepertinya banyak yang suka," terangnya.
Sekian informasi mengenai Asal Usul Jengkol Jadi Makanan Rakyat Indonesia, mudah-mudahan ulasan diatas dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan Sobat semua tentang makanan jengkol yang sehari-hari kita jumpai.
Referensi:
http://id.berita.yahoo.com/asal-usul-jengkol-jadi-makanan-rakyat-010000706.html
http://duniabaca.com/asal-usul-sejarah-jengkol-jadi-makanan-rakyat.html
0 komentar:
Posting Komentar
dari artikel di atas ada yang mau ditanyakan?